Rumpi siang di Ampera Kampuang...
Senin 5 Maret 2012, jam makan siang
Entah knapa, perut saya ngidam nasi sup buat makan siang. Pilihan hati sebenarnya nasi sup sebelah Bank CIMB Pemuda, itu asli cocok banget dengan lidah saya. Enak mampus!
Cuman karena menuju kesana cukup ribet dan harus muter,akhirnya saya mencoba berkompromi dengan lidah. Nasi sup "ampera kampuang" jadi pilihan akhir. Deket kantor dan pengen nyoba. Kalo sekedar makan nasi rames dengan aneka lauk nya sih udah ya disana, kesimpulannya enak. Buat saya
makanan itu ada 3, enak, enak banget dan tidak enak!
Sejujurnya lagi, makan siang hari ini pengen di rumah, pulang gitu judulnya, sambil liat kondisi my mom, yang baru pulang dari rawat inap di RS. Udah mau jalan sebenarnya sih, tapi karena jam 1 siang ada produksi, dan udah bikin janji, rasanya terlalu terburu-buru untuk balik lagi dari rumah menuju kantor. Rasanya, bakal telat, padahal perjalanan saya sudah sampaidaerah Ganting.
Ya sudah, stir saya putar balik, trus jalan lurus. Ketemu tikungan sebelum
kantor, saya belok kiri, lalu jalan lurus lagi.
SELAMAT DATANG DI AMPERA KAMPUANG.
Hehhehe....parkir motor, trus kemudian menuju 'display' tsahhhh, display bow!
Habisnya apa coba namanya, tempat aneka lauk pauk yang dipajang di tiap
warung nasi padang gitu?
Display kan ya?
Diliat-liat, dikira-kira, enaknya makan apa ya. Menyapu pandangan, gak ada yang bikin
seleraan, ya sudah saya pesen nasi sopnya.
Kalo makan nasi rames disini, harganya standar, Rp12.000 plus tambuah. Terserah
mau pake ayam, rendang atau ikan. Kalau mau pake kerupuk emping, cukup tambah
Rp1000 aja. Saya ngefans banget dengan kerupuk emping, mau gimana ukurannya, tetep
aja kerupuk emping juara, bahkan mengalahkan pesona KUPUAK JARIANG!! SUMPAH, JUJUR!
Nah, pesenan yang segunungpun datang. Icip-icip jaim dulu dong, sambil
nambahin sambel sama kecap, diaduk-aduk. Pas asik ngaduk-ngaduk gitu, kok aromanya
tengik gitu ya? Saya yakin, bersumber dari sambel goreng yang ke gosongan. Iya, saya
cukup mahir membedakan mana sambel enak dan gak. Dan perasaan saya makin gamang,
sambil terus mengaduk-aduk rata.
Icip lagi ah.
Sruuuuuuppp....hm, mm..hm...
bener saja, GAK ENAK!
Karena keburu dipesen, trus laper plus takluk sama pesona kerupuk emping, saya paksakan
makan siang hari ini dengan nasi sup dengan sambel goreng kegosongan ini.
Dasar lapar, saya mah berusaha cuek aja, hap hap hap hap...hingga tinggal separohnya.
Warung ini, rame lho sama bapak-Bapak PNS-PNS, dan mba-mba kantoran. Kebetulan,
di sebelah meja saya, ada meja lagi yang dihuni tiga orang mba-mba kantoran.
Menurut hemat bijak saya, udah gak matching lagi disebut mba-mba, ibu-ibu deh,
tampilan luarnya udah jelang 50. Sambil celup-celupin
kerupuk emping ke kuah sup, saya nguping dong. Ogh seru lho obrolan mereka,
yuk kita simak!
"Aduh, pusing mikirin makan siang dimana. Bayangkan aja, saya dari anduring, mikirrr
terus, kemana ya enaknya makan siang," kata seorang ibu-ibu yang dari nada suaranya,
adalah seorang ratu gosip, membuka obrolan.
"Emang selama ini sering makan siang dimana?" tanya seorang ibu-ibu
yang paling fashionable.
"Biasanya sih itu di simpang anduring, enak. Tapi udah keseringan, bosen juga dong,"
"Ya udah makan sana, pesen!" sahut ibu-ibu ke tiga yang dari nada suaranya, suka
mengeluh.
Saya pun menoleh, dan bener saja si ibu ratu gosip, mesen menu gulai-gulaian.
Hihihihih....
"Ndeh, ndak takuik dek kolesterol ?"
"Yo baa lai Ni, Wak indak bisa kalau makan indak basantan ko doh,"
"Selingin dong sama minum obat atau multivitamin,"
"Lai, tapi ndak mangkuih doh. Nan kaki kok acok juo kapocong, sampai
awak payah pulo tagak,"
"Yo, dikurangin dong makan yang bersantan," tukas ibu yang fashionable tadi, bijak.
si ibu ratu gosip, manggut2 aja sambil kunyah-kunyahan.
Tiba-tiba ibu yang suka pengeluh menyahut...
"Eh saya juga penyakit begituan lho, cuman saya imbangi dengan minum anle*e?"
"Aduhhhh, mending minum ini aja Sunl*g, lebih cepat lho efeknya ketimbang anle*e.
Beli aja di supermarket Singgalang,"
Si ibu ratu gosip, maish tak tertarik dengan tema ini, dia cuek sambil kunyah sana sini.
Sementara rumpian antara ibu fashionable dan ibu pengeluh, kian memanas.
"Addduh, coba deh beralih ke sunl*g, dijamiiin. aku nih contohnya!"
"Kadang itu cocok-cocok an pula lho, aku sih cocoknya anle*e!"
"Dulu sih, pernah nyoba pake anle*e, tapi gitu lho, lamaaaaa banget efeknya. Sementara
ini badan juga makin reot,"
"Ya, makanya minum anle*e!"
"Selama ini, baru beberapa kali miunm sunl*g, efeknya langsung terasa lho!
Hihihihihihi.....
Si ibu ratu gosip, keknya mulai gerah dengan perdebatan yang gak profitable gini.
Sambil kunyah-kunyahan, Dengan cerdas dia memotong pembicaraan...
"Ni, anak uni nan paliang ketek alah wisuda nak?" tanyanya ke ibu si pengeluh.
"Alah,"
"Masuak an lah ka Indaruang,"
"Iyo, alun buka lai,"
Tiba-tiba si ibu fashionable, ikutan nimbrung.
"berapa Ni, IPK nyoh?"
"Bara yo, 3.26, sangat memuaskan lah,"
"Jadi, mendaftar?"
"Tu lah ha, nantian si ani ko dapek karajo lu ha, baru lapeh baban wak,"
"EEh, mendaftar se lah dulu, 25 juto nyoh. Beko ado se rasaki tu mah, kalau
alah taniek,"
Sssttt...dari arah pembicaraannya, tema rumpian terkahir ini, naik haji bukan ya?
Sendok terakhir sudah saya tuntaskan. Kepingan terakhir emping sayapun juga sudah
habis. Rumpian ibu-ibu ini, makin seru, namun apa daya saya harus segera balik
ke kantor.
Begitu bayar, saya kena Rp13.000. Mahal. Banding kan di Perawang, ketika saya
masih merantau, makan nasi Padang segunung-gunung itu cuman Rp7.000, paling banter
Rp10.000 tambah emping pisang da kerupuk-kerupukan.
ANEH!
Eeehhh....begitu menuju parkiran, datang lagi seorang ibu-ibu, yang dari seragamnya,
SUDAH BARANG TENTU PASTI, adalah rekan se kantor tiga ibu-ibu tadi. Dari gaya nge gas
motor, dan tatapan mata, keknya ibu berambut cepak ini, KELAPARAN.
Dan bener saja, begitu bergabung, rumpian merekapun semakin riuh dan heboh.
Sayapun menyudahi pengintipan.
PESAN HARI INI : Terpujilah jika saat makan siang, mampu melupakan beban kerja.
Komentar
Posting Komentar