KKK: Mandiin kucing, beneran bisa mendatangkan hujan??
Mandiin
kucing…..beneran bisa mendatangkan hujan???
Eh eh, pada
percaya gak sih sama mitos yang satu ini? Percaya gak percaya sih, tapi ada
yang menjalankannya lho. Buktinya Pak Manar. Pemilik rumah tempat para kucing
lucu berkumpul ini lagi kehabisan ide buat usaha pertaniannya. Maklum, sekarang
lagi musim kemarau. Mau gak mau, pengairan buat ke sawah dan empang milik Pak
Manar ikut terpengaruh. Apalagi semua petani di kampung Pak Manar serentak
masuk masa tanam. Jadi, semuanya wajib kebagian air yang cukup biar padinya gak
mati. Sementara air yang mengalir juga sedikit. Tak jarang sesama petani ada
yang cekcok gara-gara ada yang main curang rebutan air.
Dasar Pak Manar
gak mau ribut-ribut diajakinlah para warga kampung musyawarah untuk menggelar
salat Istighosah buat minta hujan. Maka jadilah para warga menyelenggarakannya
secara berjamah, rutin sekali tiga hari. Namun, setelah satu bulan berjalan,
hujan yang diidam-idamkan gak juga kunjung turun. Suatu hari Pak Manar lagi
iseng jahilin para kucing yang sedang berlomba-lomba tebar pesona (minta
digendong). Entah kenapa tiba-tiba Pak Manar teringat wejangan orangtuanya
ketika waktu kecil.
“Nar,
kucingnya jangan dimandiin nanti hujan lagi. Jemuran Mak masih basah!!”.
Begitu kata
Maknya Pak Manar dahulu kala. Namanya anak kecil, Pak Manar kala itu tidak
menggubris. Dia nekat memandikan kucing putih kesayangannya. Dan tak lama
setelah itu, hujan deres disertai badai kemudian datang. Akibatnya, dia tidak
bisa ikut didikan Subuh, karena baju-bajunya tidak ada yang kering. Padahal Pak
Manar akan tampil sebagai saritilawah lho!!!
Pak Manar
kemudian tersenyum ganjen ke Maminya Enning. Melihat pemandangan yang
jarang-jarang begini, Maminya Enning langsung salah tingkah. Hahahahhahaha……
Pak Manar
menggendong dan mengelus lembut kucing betina satu ini. Maminya Enning yang
merasa sudah di atas awan semakin hilang kendali. Dibunyikanlah meong-meong
manja lengkap sama vibranya!!! Sementara Fatima, Enning, Gadiza, Tony, Uun, Ibu
Debi, Khairul sama Ujang hanya bisa mendelik murka. Pertanda sirik.
Pak Manar terus
tersenyum ke mami Enning yang digendong mesra, dan berjalan pelan menuju ruang
belakang. Mami Enning kian terbuai. Jarang-jarang lho kucing betina tua
seumuran Mami Enning ini digendong-gendong. Matanya terus merem keenakan,
dengan meongan yang semakin menggila ala kucing puber!! Mami Enning bener-bener
merasa di surga karena mendapat limpahan kasih sayang yang luar biasa dari
tuannya. Dalam hatinya, sungguh Mami Enning tak henti-hentinya bersyukur.
Namun
tiba-tiba…..byaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr!!!!
Segayung air
segar membasahi punggung Maminya Enning. Sontak Mami Enning gelagapan. Gak
percaya, ini mimpi apa beneran. Hahahahahah….
Byaaaaaaar…..byaaaaaaaaaaaarrr……byaaaarrrrr….byaaaaaaaaaaaarrrr…dan
byaaaaaaaaaaaarrrr……enam gayung sudah!
Dalam sadarnya
itu, Mami langsung meronta-ronta minta dilepaskan. Meongnya yang tadi begitu
manis dan romantis sekarang menjerit pilu. Sementara dari kejauhan terdengar
suara cekikikan kucing (tentunya hanya bisa didengar oleh sesama kucing
dooooong). Dasar anak kucing durhaka !!!! mungkin begitulah pekik mami.
Tubuh mami
sekarang udah basah merata. Mami menggigil kedingingan. Pak Manar semakin
kalap, Di ambilnya shampoo anti ketombe milik Satria lalu dilumerin ke bulunya
mami. Lagi-lagi Mami Enning menjerit pilu. Ingin rasanya Maminya Enning
mencakar tangan Pak Manar, biar segera lepas, tapi apa daya, cengkraman tangan
Pak Manar jauh lebih kuat. Dan ingin pula rasanya menggigit tangan Pak Manar
tapi kayaknya mengeong lebih asik deh ketimbang gigit gigitan, ntar ditabok
lagi……iya kan? Hihihihihih…..
Dari atas
plafon, Fatima, Enning dan Gadiza terus menyemangati Pak Manar (pastinya Pak
Manar gak ngerti dong cara kucing kasi semangat, makanya doi diam aja).
Sementara Toni dan Khairul, mesem-mesem liat ibu-ibu dimandiin
bapak-bapak. Ujang dan Ibu Debi juga
cekikikan dari meja dapur.
“Syukur lo
syukur. Emang enak bo dimandiiin,” sahut Ibu Debi diiyain Ujang yang terus
cekikikan sampai garis matanya ilang.
Setengah
jam kemudian, azab kubur itupun usai. Dengan lembut Pak Manar membalutkan
handuk dan menggosokan handuk tersebut, biar bulu-bulunya Mami lekas kering.
Dan tentu saja berharap, turun hujan tak lama lagi. Mami terlihat masih
menggigil dalam balutan handuk tersebut dengan tatapan dendam membara.
Meongannya sekarang semakin bikin pilu. Maksud hati mau meong dengan nada
tinggi, tapi badan keburu menggigil, alhasil terdengarlah seperti meongan ayam
(ih kok ayam meong sih?) yang sedang disembelih. Sadis bener!!
Pak
Manar lagi-lagi tersenyum penuh arti ke arah si Mami yang memasang tampang
murka.
“Puaassss
loh?????” pekik mami dalam meongannya. Dan Pak Manarpun mengangguk-angguk penuh
arti lalu melempar pandangan ke luar jendela. Memastikan, apakah ada perubahan
cuaca. Mamipun ditinggal Pak Manar. Pak Manarpun kabur entah kemana.
“Shut
up!!!!” pekik mami kesetanan. Semua kucing lansung diam. Hening.
“Tony,
ambilin mami tissue di kamar, sana cepetan!”. Tonypun segera berlari ke kamar.
“Tima,
ambilin obat flu mami di laci meja rias, cepetan!” Tima pun menghambur.
“Enning,
bikinin mami teh panas. Buruaan!” Enning pun segera berlari.
“Bu
Debi, numpangkan disini? Beliin saya soto yang di seberang jalan. Super pedes,
cepetan!”
“Duitnya
mana mba?”
Mami
melotot.
Ibu
Debi langsung nginyem dan ngacir beliin soto.
“Uun
sama Ujang, keringin bulu gue pake hair dryer. Ambil di meja rias,”. Uun dan
Ujang dengan patuhnya menjalankan perintah Bunda Ratu Laut Kidul satu ini.
“Dan
kamu Khairul, nyalain tungku perapian. Cepetan!”
“Iya
Bude,”
Hahahahahahhahaah….mami
emang kucing paling disegani disini. Tempat curhat dan mengadu yang tepat,
terutama masalah uang. Makanya, semuanya
gak ada yang protes…hahhaahahah
Di
dunia manusia, hujan juga belum turun. Padahal udah sehari sejak Pak Manar
memandikan Mami Enning. Pak Manar kian penasaran akan mitos ini. Karena sewaktu
kecil, seingat dia, memang kebetulan atau emang lagi musim hujan, seringkali
dia saksikan hujan turun apabila sesudah memandikan kucing. Atas dasar rasa
penasaran yang menggebu-gebu inilah, Pak Manar mengalami klimaks keisengannya
dalam sejarah hidupnya. Sebuah daftar nama-nama kucing telah tersusun rapi di
secarik kertas HVS. Kemudian ditempel di dinding dapur. Lengkap dengan glitter
pinky-pinky nya. Hahahahahahah…..
Peradaban
udah sebegitu modernnya. Dipikirnya, yang bisa mengerti daftar itu hanya
manusia aja. Ternyata Pak Manar keliru besar. Para kucing di rumah tersebut
bisa baca tulis semua. Kirim emailnya aja mereka bisa, apalagi sekedar baca
pengumuman. Hah????
“Gila
ya ini orang!! Percaya sama mitos. Percuma aja salat. Imannya entah kemana,
haaaaasyiiiim!!!” Gumam Mami Enning suatu pagi, sambil bersin, pertanda lagi
flu, sesaat sehabis membaca kertas putih tersebut dekat meja dapur. Mata mami
melotot hebat, ketika ia melihat namanya berada di urutan ke tiga. Fatima di
urutan Ke dua, Enning ke Empat, lalu disusul Toni, Gadiza, Khairul, Uun dan
Ujang dalam daftar kucing yang akan dimandikan selama sembilan hari ke depan.
“Monyong
ini orang. Gue dimandiin lagi?????? Hih, Jangan harap!”
Mami
segera kabur. Mengabari ke anak-anaknya perihal daftar konyol tersebut. Se
keluarga Enning menggigil ketakutan. Bukan kenapa-kenapa, bersentuhan dengan
air adalah suatu pantangan terbesar yang tak bisa ditawar dengan apapun bagi
dunia kucing, kecuali minum.
“Sebenarnyaa
kalau dikaji, mandi itu ibadah malah Mi,” sahut Enning
“Iya,
tapi kita sendiri punya cara buat mandi. Bukan diguyur begitu,”
“Emang
kenapa si Mi, kok kita-kita sebegitu takutnya sama air? Gak kita aja, semua
kucing di dunia malah takut air,” Tanya Fatima bego.
‘Tauk
ah. Udah dari nenek moyang kita begitu ya udah turuti aja,” )*
“Lho,?
Tadi mami nyumpahin Pak Manar yang percaya sama mitos. Kok sekarang malah mami
juga yang ikutan percaya sama mitos ke kucingan kita?” timpal Gadiza serius.
Semuanya terdiam. Masuk akal sih. Dasar
mami malas mikir, diapun mengajak kabur semua anak-anaknya mulai hari ini.
Kaburnya gak jauh-jauh, hanya kabur dari dataran rendah. Artinya, sepanjang
sembilan hari, semuanya harus betah tinggal di plafon. Turun makan kalo udah
sepi. Biar ga ditangkap, trus dimandiin. Karena pada hari ini, adalah giliran
Ibu Debi dimandiin Pak Manar.
“Hah?
Kok ibu-ibu terus sih?” Tanya Toni polos.
“Tauk
tuh si Tuan. Sakit jiwa kali!” umpat Mami kesel dengan suara bindeng.
Dan
tibalah saatnya Pak Manar menjalankan agendanya. Lho kok ada Satria? Iya, bapak
sama anak sama aja begonya, percaya mitos!
Dengan
langkah manis senyum penuh tipuan, Satria memukul-mukul piring. Dalam sekejap,
nongolah kucing-kucing manis tanpa dosa itu dengan wajah menahan kantuk. Maklum
habis bobo. Ada Ibu Debi, Khairul, Uun dan Ujang. Dengan picik, Satria
menggendong Ibu Debi penuh kelembutan. Yang namanya juga kucing janda, baru
bangun tidur pula (habis mimpi romantis kali?) tanpa pikir panjang, langsung
menggelesot manja di pundak Satria. Melanjutkan tidur barangkali. Padahal tadi
manggilnya pake piring lho (dasar kucing jablay!!). Langkah Satria berjalan
pelan menuju……..
“Maaaaaaaaakkkk……..tidaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!”
pekik Khairul dalam meongnya. Mungkin saking terbuainya di gendong Satria, Ibu
Debi larut dalam romantisme ini.
Cluppp!!!
Mulai
dari leher sampai buntut Ibu Debi, dicelupkan ke dalam air. Dan terjadilah
momen yang dialami Mami Enning di awal tadi. Pekikan minta tolong dengan suara
bergetar kedinginan membahana. Sumpah serapah kutukan dunia akhirat dari mulut
Bu Debi tak terbendung. Namun Satria cuek aja.
Mami
Enning dan anak-anaknya hanya bisa menahan nafas dari atas plafon, prihatin.
)* Faktor
utama yang membuat kucing takut air adalah suhu air yang relatif rendah, dan
bisa membuat suhu tubuh kucing menjadi rendah juga. Apabila kucing basah, maka
akan sulit untuk mengeringkan diri, basah tentunya akan membuat kucing
kedinginan... nah suhu tubuh yang dingin dalam jangka waktu yang relatif lama
bisa membuat kucing itu sakit dan bahkan mati. Bahkan apabila hanya terkena air
di bagian tertentu (bagian kaki misalnya) bagian yang terkena air itu bakal
menjadi dingin dan lebih sulit digerakkan (kayak kita kalo kedinginan). Karena
itulah kucing secara insting tidak mau masuk ke genangan air. Sumber: mautanya.com
Komentar
Posting Komentar