Selat Karimata......Day by Day (habis)
Day 13
Hari ke 13, jumat tanggal 13, flight jam 13.00
Makin gemetaran gw. Cuman sebagai muslim, gw terus-terusan mensuggest diri untuk tidak percaya begitu-begituan.
Setengah dari pikiran gw pagi ini, dihantuin ketakutan terbang.
Pagi hari begitu bangun, jam 8, kami langsung berhamburan panik, bergegas mandi. Karena jam 9, waktu yang tersisa kami jadwalkan shopping race, belanja oleh-oleh.
Setelah rapih, lalu sarapan di hotel, kami check out, dari melesat ke sentra oleh-oleh batu akik, kecubung.
Sepanjang jalan, saya telpon mami tercinta. Katanya doi merasakan hal yang sama, kepikiran gw terus. Akhirnya, kita telpon-telponan. Ini adalah kebiasan gw kalau mau ngapa-ngapain, nelpon mami minta doa. Usai telponan, hati lumayan tenang.
Gak lama, kami tiba di sebuah toko souvenir. Displaynya sih majang gelang-gelangan etnik sama cincin bertahtakan akik apalah gitu.
"Kalau mau beli batu kecubung, masuk aja, pilih sendiri di baskom," kata si abang sopir.
Kami berempat saling berpandangan. Ga lama kemudian, menghambur panik, berebutan kek piranha ketemu darah!!
Hahaha....
Kami langsung menuju ke arah tiga baskom (wajan), yang ditarok di pojok. Tiga baskom gede, isinya macem-macem batu cantik. Batu mentah.
Gw, audrey, rebong, bandi asli bukan penggemar batu. Asli kami asal ngobok aja. Ga ngerti mana batu yang bagus.
"Kalau kecubung disini khasnya warna ungu. Semakin tua warna ungunya makin bagus. Ada juga kecubung teh, dan kecubung kopi, sama bagusnya kok. Silaken dipilih sendiri," kata bapak si empunya warung.
Ooooo....kamipun berempat kembali asal ngobok batu-batu di baskom.
Sekali nemu sesuai arahan si bapak, kami berebutan. Padahal yang ngobok gw!!!
Curaaaaaaaaang.....
Tapi disitulah serunya. Pelaut cemen, bego soal batu eh malah disuruh milih batu. Alhasil, tiap ngobok, rebutan. Seklai dapet batu yang dianggap lucu, langsung dengan nyinyir tanya ke si Bapak.
"Kalo ini bagus ga pak?"
"Tergantung"
Yaaah....ga solutif. Selalu kek gitu. Sekali nemu yang lucu, langsung segepok-gepok dikasi liat ke si bapak itu.
"Nah kalo ini, bagus semua dong Pak?" Tanya gw ge er.
"bagus semua,"
"Yang paling bagus, saya dapetin semuanya kan pak?"
"Bagus semua kok,"
Bete deh!!!
Ngobok lagi. Nyari lagi. Ngobok lagi, rebutan lagi. Ngobok lagi, dapet, tanya, ngobok, dapet, tanya!!
Hahaha....
Bahkan setiap ada calon pembeli, kami berempat selalu nyinyir bertanya.
"Pak, ini bagus ga?"
"Mba, ini bagus ga?"
"Bang pasti paham batu, ini bagus ga?"
Hahhaha....ya gitu deh. Pelaut cemen, sok ngerti batu eh taunya belanja batu.
Akhirnya kita pin-pin bo, pinter-pinter bodoh gt jadinya buat milih batu.
Main feeling aja kesudahannya.
"Ini batu gw bagus nih, ga retak, gede lagi, bisa dapet dua nih,"
"Ah masa? Bagusan batu gw kali, bening, ungunya tua!"
"Coba liat?"
"Enggak. Ntar lo embat!"
Hahahaha....
Seru banget deh belanja batu. Kepanikan belanja oleh-oleh terjadi baru kali ini seumur-umur. Selain dibatasi waktu, juga dibatasi pengetahuan soal batu.
Lagian, trendnya batu. Coba makanan atau kain-kain etnik, semisal syal gitu. Kan lebih gampang nyari yang bagus yang mana.
Dan setelah puas nyinyir-nyinyir bertanya sama pembeli lain dan si pemilik warung, akhirnya:
Rebong, beli beberapa biji batu kecubung ungu plus gelang-gelangan etnik: 100 ribu.
Bandi: sama dengan rebong
Audrey: 160 ribu. Beli banyak dan ada yang beli jadi juga. Nih cewek, sibuk terus nelponinn ini itu untuk beliin oleh-oleh buat sapa gt.
Saya: gelang-gelangan aja. Ga suka batu. Lagian, batu jadi oleh-oleh. Hih!
Puas belanja batu, kami kemudian menyisiri pusat souvenir lainnya. berharap ketemu baju, kain atau oleh-oleh etnik khas dayak.
Aneka Kecubung Kalimantan
Setelah muter-muter, akhirnya yang dicari ga ketemu. Sementara jarum jam udah jam 11. Jam 12 kami sudah harus di bandara, karena mau flight jam satu.
Akhirnya audri belanja kueh-kuehan apalah gitu buat kantornya. Usai beginian, kita tancep gas ke bandara iskandar muda Pangkalan Bun.
Memanfaatkan momen, gw asik foto-foto apa aja yang gw anggap perlu di foto. Paling seneng moto, sosana kota, sosana jalanannya. Gimana gitu, ada sensasi bahagia bisa ketemu kota-kota lain di nusantara ini dan itu perlu diabadikan, sebagai buat barang bukti. Heheheh...ntar dikira hoax ya kan?

sosana Kota Waringin barat

salahsatu sudut keramaian jalan di pasar Kota Waringin Barat
Kota waringin baratnya lagi-lagi didominasi oleh ras jawa. Pedagang-pedagangnyapun demikian. Bisa ditebak, ga ada dagangan asli sono. Bahkan baju-bajuan yang dijual dibeli di Tanah Abang.
Yoweslah.
Kami bergegas ke bandara. Sambil nyanyi-nyanyi "disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang, lalalallalala....lalala..."
Hihihihi
Hap hap hap, nyampe bandara, eh ketemu Pak Kaban dan teknisi airasia mas darmono. Satu pesawat. Ya sudah kita check in.
Namun...
"Berapa orang mas?"
"Dua. Berapa?"
"11 ribu satu?"
"Apaaah? 11 ribu?"
"Iya mas 11 ribu, jadi total 22 ribu"
"Hah???!"
"Heheh...iya bandara kitakan belum dibawah manajemen angkasa pura, masih Lanud yang punya,"
Oh. Gw kaget melotot kek suzanna ga percaya, pas bayar tax, kena CUMAN 11 ribu !!!!
Murrraaahnya seumur-umur terbang kemana-mana.
Huffft, hap hap bawa bawa perlengkapan perang, kamipun masuk ruang tunggu.

Perjalanan menuju Bandara, asri kek gerbang Kampus Unand, Padang.
Pesawat belum dateng. Foto-foto dulu.
Jujur, stres dan masih tegang banget tau. Takut terbang!
Resah lho gw.
Ngider ga jelas aja, liat bule kutangan pake hotpants lalu duduk ngangkang cuek mainin hape. Mayan menghibur. Tapi mash stres, takut pesawat jatoh!
Pesawat blm datang juga. Ke toilet ah. Ngaca. Heheh...
Tapi kecewa sodara-sodara, toiletnya memprihatinkan. Yang tadi mau pipis, ga jadi. Yang tadinya mau ngaca ga jadi. Boro-boro. Wastafel sih ada, tapi kacanya enggak.
Hmmm....sesuailah dengan pajak bandara yang 11 ribu tadi.
Akhirnya pesawat kalstar boeing mendarat. Pesawatnya gede, kapasitas 100 lebih penumpang. Pesawat lama juga keknya. Tapi gapapa yang penting pesawatnya besar.
Emang knapa kalo pesawatnya kecil?
Pernah punya pengalaman naik Kalstar dengan penumpang 40 an. Duh, masuk awan dikit langsung goyang dumang, atuuut!
Kamipun naik pesawat. Foto-foto dulu ah. Hahahahah...

Dan inilah pesawat yang saya tumpangi, gede kan...
Masuk dalam pesawat, wowo interiornya lucu. Warna jok kursinya dominan orange gt. Teraaaang, cerraaah. Pramugarinya juga manis-manis, keknya orang kalimantan asli, ketauan dari logatnya.
Detik-detik mau take off, duh ya olo, baca doa sebanyak-banyaknya, sekhusyuk-kushyuknya!!
Gemetaran gw memuncak. Rebong berusaha menenangkan gw.
Duh Tuhan, deg deg an banget sumpah. Gw komat-komat lagi deh, dan terus2an mensuggest diri untuk:
"Ya Allah, jika dalam perjalanan ini aku engkau jemput, mungkin inilah takdirku. Ku pasrahkan semuanya hidup dan matiku. Tapi kalau bisa jangan ya Allah, aku belum kawin, belum ke sana, belum ke situ, dan pengen ini itu juga, heheheh..."
Pelan namun pasti. Perasaan mulai lega.
Dan...
"Dua pransangka baik gw ke Allah udah dikabulkan kemarin. Sekarang, gw wajib kembali berprasangka baik,"
Pesawat siap-siap mau take off. Gw pejamin mata dengan rasa deg-deg yang dashyat. Perasaan seperti mau mati. Berulangkali ngecek pelampung di bawah bangku, mencari pintu darurat terdekat, heheheh....dan seperti gw akan bilang "hellow world, I'll go now..."
Hiks.
Pesawat makin kenceng, take off dikit lagi.
Dan sssszzzzzzzzuuuuiit....pesawat pelan-pelan mengangkasa. Cuaca sih cerah banget, terik.
Dalam keadaan mendekap tas, kepala tertunduk, mata setengah kebuka dan mulut komat kamit baca doa, pelan-pelan prasaan lega.
"Ah, perjalanan cuman 50 menit, deketlah, semoga aman,"
Namun tiba-tiba
Pesawat goyang-goyang. Ahhhh....
Gw langsung komat-komat lagi, mendekap tas.
Rebong ketawa dan berusaha bikin rileks. Tapi ga mempan.
Pesawatnya makin goyang-goyang nih, padahal masih nukik ke atas. Masuk awan tipis gitu.
Ada kali dua menitan goyang. Dua menit itu lamaaaaaa lho. Lha wong airasia aja, dalam itungan detik celakanya!
Muka gw makin pucet. Untung setelah pada ketinggian maksimal, pesawatnya tenang. Ughh....gw menoleh ke jendela. Kalimantan raya hijau dan luas sekali sodara.
Eh goyang lagi!
Ya allah, ya Allah, padahal cuaca terik banget.
Eh taunya masuk awan segumpal-gumpal gitu.
Kemudian tenang lagi. Dan surpriseeee....pramugarinya ngasi snack!
Tanpa basa basi langsung gw terkam dengan buas. Maklum, manusia kalau lagi stress, larinya ke makanan. Jadi waktu yang tepat di tempat yang tidak tepat. Heheh...
Kenyang. Kemudian pramugarinya jualan. Tau gak. Seumur-umur baru kali gw tertarik belanja di pesawat. Karena jualannya dalam katalog pada lucu-lucu.
Dan depan belakang kursi gw banyak yang jajan juga. Eh kebawa sosana deh gw.
Akhirnya saya beli kaca pembesar multifungsi, yang ada senternya. Buat mamih tercinta utk ngaji atau baca.
Rebong tertarik juga belanja, senter-senteran gitu, cuman akhirnya ga jadi.
Pas asik coba-cobain alat gitu, tiba-tiba Rebong bilang gini:
"Udah di kepulauan seribu nih, udah deket,"
Alhamdulillah kalo emang iya. Trus gw ikutan nengok ke jendela. Iya, banyak pulau berserakan di bawah. Duh leganya. Tapi masih di atas laut. Atut!
Usai jualan yang heboh banget dan laris manis, pramugari geser masuk sangkarnya.
Ga lama kemudian...
"Para tamu kami yang terhormat, beberapa saat lagi kita akan mendarat di bandara internasional soekarno hatta,"
Yihaaaaaaa.......
Senengnya udah 90 persen!
Komat kamit masih tetep dengan muka yang cerah dong. Monas udah keliatan itu!
Daaaan, akhirnya pesawatpun mendarat dengan baik dan selamat.
Ya Allah, terharu to the max. Syukur tak hingga gw.
Sikap berbaik sangka gw ke Allah dikabulkan sebanyak 3 kali beruntun!!!
Sampai di terminal ke datangan, saya langsung nelpon mami. Ngabarin. Dan telpon kakak-kakak.
Duh, napak di Jakarta kembali dengan selamat rasanya luar biasa! Legaaaa.
Sebelum pisah-pisah sama bandi-audrey kompas, kita makan bareng dulu. foto-foto dulu.
Mendarat dengan selamat di Soetta.....
Ga lama kemudian, mereka duluan cabut naik taksi. Gw+rebong dijemput mobil kantor.
Duh, senangnya ketemu jalanan rame kendaraan. Bener-bener gw nikmatin banget jalanan bandara yang basah dan macet sore itu.
sungguh indah ya daratan. Makanya, sejak itu gw berjanji ke diri sendiri untuk menghargai dan menyayangi daratan dengan:
1. Jangan buang sampah sembarangan
2. Jangan pipis sembarangan, kecuali dalam keadaan mepet to the max.
Srius ini gw.
Jalanan macet dan daratan jakarta oh indahnya! Hahahahah, ngaco.
Udah ya, catatan heboh ricki satria 12 hari ngapung di selat karimata ini, plus semalam di kalimantan tengahnya.
Makasi semuanya, sampai ketemu di kisah-kisah norak selanjutnya. Dadaaah...
PS: doa ibu, doa saudara sekandung menjadi andelan gw selama ini bila hendak kemanapun terbang dan ngapain. Dan yang terpenting, berbaik sangkalah ke Allah, anytime. Gw udah membuktikannya. Sekarang giliran anda.
Dan, Hari ke 13, jumat tanggal 13, flight jam 13.00 itu gak membawa kesialan seperti yang dimitoskan. Dua dijit angkat terakhir dari nohape gw aja 13, rejeki ngalir terus kok.
Makasi....yak udah setia nungguin seri demi seri. Love and hug.
--ricki satria---
Hari ke 13, jumat tanggal 13, flight jam 13.00
Makin gemetaran gw. Cuman sebagai muslim, gw terus-terusan mensuggest diri untuk tidak percaya begitu-begituan.
Setengah dari pikiran gw pagi ini, dihantuin ketakutan terbang.
Pagi hari begitu bangun, jam 8, kami langsung berhamburan panik, bergegas mandi. Karena jam 9, waktu yang tersisa kami jadwalkan shopping race, belanja oleh-oleh.
Setelah rapih, lalu sarapan di hotel, kami check out, dari melesat ke sentra oleh-oleh batu akik, kecubung.
Sepanjang jalan, saya telpon mami tercinta. Katanya doi merasakan hal yang sama, kepikiran gw terus. Akhirnya, kita telpon-telponan. Ini adalah kebiasan gw kalau mau ngapa-ngapain, nelpon mami minta doa. Usai telponan, hati lumayan tenang.
Gak lama, kami tiba di sebuah toko souvenir. Displaynya sih majang gelang-gelangan etnik sama cincin bertahtakan akik apalah gitu.
"Kalau mau beli batu kecubung, masuk aja, pilih sendiri di baskom," kata si abang sopir.
Kami berempat saling berpandangan. Ga lama kemudian, menghambur panik, berebutan kek piranha ketemu darah!!
Hahaha....
Kami langsung menuju ke arah tiga baskom (wajan), yang ditarok di pojok. Tiga baskom gede, isinya macem-macem batu cantik. Batu mentah.
Gw, audrey, rebong, bandi asli bukan penggemar batu. Asli kami asal ngobok aja. Ga ngerti mana batu yang bagus.
"Kalau kecubung disini khasnya warna ungu. Semakin tua warna ungunya makin bagus. Ada juga kecubung teh, dan kecubung kopi, sama bagusnya kok. Silaken dipilih sendiri," kata bapak si empunya warung.
Ooooo....kamipun berempat kembali asal ngobok batu-batu di baskom.
ngobok-ngobok ga jelas
Sekali nemu sesuai arahan si bapak, kami berebutan. Padahal yang ngobok gw!!!
Curaaaaaaaaang.....
Tapi disitulah serunya. Pelaut cemen, bego soal batu eh malah disuruh milih batu. Alhasil, tiap ngobok, rebutan. Seklai dapet batu yang dianggap lucu, langsung dengan nyinyir tanya ke si Bapak.
"Kalo ini bagus ga pak?"
"Tergantung"
Yaaah....ga solutif. Selalu kek gitu. Sekali nemu yang lucu, langsung segepok-gepok dikasi liat ke si bapak itu.
"Nah kalo ini, bagus semua dong Pak?" Tanya gw ge er.
"bagus semua,"
"Yang paling bagus, saya dapetin semuanya kan pak?"
"Bagus semua kok,"
Bete deh!!!
Ngobok lagi. Nyari lagi. Ngobok lagi, rebutan lagi. Ngobok lagi, dapet, tanya, ngobok, dapet, tanya!!
Hahaha....
Bahkan setiap ada calon pembeli, kami berempat selalu nyinyir bertanya.
"Pak, ini bagus ga?"
"Mba, ini bagus ga?"
"Bang pasti paham batu, ini bagus ga?"
Hahhaha....ya gitu deh. Pelaut cemen, sok ngerti batu eh taunya belanja batu.
Akhirnya kita pin-pin bo, pinter-pinter bodoh gt jadinya buat milih batu.
Main feeling aja kesudahannya.
"Ini batu gw bagus nih, ga retak, gede lagi, bisa dapet dua nih,"
"Ah masa? Bagusan batu gw kali, bening, ungunya tua!"
"Coba liat?"
"Enggak. Ntar lo embat!"
Hahahaha....
Seru banget deh belanja batu. Kepanikan belanja oleh-oleh terjadi baru kali ini seumur-umur. Selain dibatasi waktu, juga dibatasi pengetahuan soal batu.
Lagian, trendnya batu. Coba makanan atau kain-kain etnik, semisal syal gitu. Kan lebih gampang nyari yang bagus yang mana.
Dan setelah puas nyinyir-nyinyir bertanya sama pembeli lain dan si pemilik warung, akhirnya:
Rebong, beli beberapa biji batu kecubung ungu plus gelang-gelangan etnik: 100 ribu.
Bandi: sama dengan rebong
Audrey: 160 ribu. Beli banyak dan ada yang beli jadi juga. Nih cewek, sibuk terus nelponinn ini itu untuk beliin oleh-oleh buat sapa gt.
Saya: gelang-gelangan aja. Ga suka batu. Lagian, batu jadi oleh-oleh. Hih!
Puas belanja batu, kami kemudian menyisiri pusat souvenir lainnya. berharap ketemu baju, kain atau oleh-oleh etnik khas dayak.
Aneka Kecubung Kalimantan
Setelah muter-muter, akhirnya yang dicari ga ketemu. Sementara jarum jam udah jam 11. Jam 12 kami sudah harus di bandara, karena mau flight jam satu.
Akhirnya audri belanja kueh-kuehan apalah gitu buat kantornya. Usai beginian, kita tancep gas ke bandara iskandar muda Pangkalan Bun.
Memanfaatkan momen, gw asik foto-foto apa aja yang gw anggap perlu di foto. Paling seneng moto, sosana kota, sosana jalanannya. Gimana gitu, ada sensasi bahagia bisa ketemu kota-kota lain di nusantara ini dan itu perlu diabadikan, sebagai buat barang bukti. Heheheh...ntar dikira hoax ya kan?

sosana Kota Waringin barat

salahsatu sudut keramaian jalan di pasar Kota Waringin Barat
Kota waringin baratnya lagi-lagi didominasi oleh ras jawa. Pedagang-pedagangnyapun demikian. Bisa ditebak, ga ada dagangan asli sono. Bahkan baju-bajuan yang dijual dibeli di Tanah Abang.
Yoweslah.
Kami bergegas ke bandara. Sambil nyanyi-nyanyi "disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang, lalalallalala....lalala..."
Hihihihi
Hap hap hap, nyampe bandara, eh ketemu Pak Kaban dan teknisi airasia mas darmono. Satu pesawat. Ya sudah kita check in.
Namun...
"Berapa orang mas?"
"Dua. Berapa?"
"11 ribu satu?"
"Apaaah? 11 ribu?"
"Iya mas 11 ribu, jadi total 22 ribu"
"Hah???!"
"Heheh...iya bandara kitakan belum dibawah manajemen angkasa pura, masih Lanud yang punya,"
Oh. Gw kaget melotot kek suzanna ga percaya, pas bayar tax, kena CUMAN 11 ribu !!!!
Murrraaahnya seumur-umur terbang kemana-mana.
Huffft, hap hap bawa bawa perlengkapan perang, kamipun masuk ruang tunggu.

Perjalanan menuju Bandara, asri kek gerbang Kampus Unand, Padang.
Ini lhi bandaranya....
Pesawat belum dateng. Foto-foto dulu.
Jujur, stres dan masih tegang banget tau. Takut terbang!
Resah lho gw.
Ngider ga jelas aja, liat bule kutangan pake hotpants lalu duduk ngangkang cuek mainin hape. Mayan menghibur. Tapi mash stres, takut pesawat jatoh!
Pesawat blm datang juga. Ke toilet ah. Ngaca. Heheh...
Tapi kecewa sodara-sodara, toiletnya memprihatinkan. Yang tadi mau pipis, ga jadi. Yang tadinya mau ngaca ga jadi. Boro-boro. Wastafel sih ada, tapi kacanya enggak.
Hmmm....sesuailah dengan pajak bandara yang 11 ribu tadi.
Akhirnya pesawat kalstar boeing mendarat. Pesawatnya gede, kapasitas 100 lebih penumpang. Pesawat lama juga keknya. Tapi gapapa yang penting pesawatnya besar.
Emang knapa kalo pesawatnya kecil?
Pernah punya pengalaman naik Kalstar dengan penumpang 40 an. Duh, masuk awan dikit langsung goyang dumang, atuuut!
Kamipun naik pesawat. Foto-foto dulu ah. Hahahahah...

Dan inilah pesawat yang saya tumpangi, gede kan...
Masuk dalam pesawat, wowo interiornya lucu. Warna jok kursinya dominan orange gt. Teraaaang, cerraaah. Pramugarinya juga manis-manis, keknya orang kalimantan asli, ketauan dari logatnya.
Detik-detik mau take off, duh ya olo, baca doa sebanyak-banyaknya, sekhusyuk-kushyuknya!!
Gemetaran gw memuncak. Rebong berusaha menenangkan gw.
Duh Tuhan, deg deg an banget sumpah. Gw komat-komat lagi deh, dan terus2an mensuggest diri untuk:
"Ya Allah, jika dalam perjalanan ini aku engkau jemput, mungkin inilah takdirku. Ku pasrahkan semuanya hidup dan matiku. Tapi kalau bisa jangan ya Allah, aku belum kawin, belum ke sana, belum ke situ, dan pengen ini itu juga, heheheh..."
Pelan namun pasti. Perasaan mulai lega.
Dan...
"Dua pransangka baik gw ke Allah udah dikabulkan kemarin. Sekarang, gw wajib kembali berprasangka baik,"
Pesawat siap-siap mau take off. Gw pejamin mata dengan rasa deg-deg yang dashyat. Perasaan seperti mau mati. Berulangkali ngecek pelampung di bawah bangku, mencari pintu darurat terdekat, heheheh....dan seperti gw akan bilang "hellow world, I'll go now..."
Hiks.
Pesawat makin kenceng, take off dikit lagi.
Dan sssszzzzzzzzuuuuiit....pesawat pelan-pelan mengangkasa. Cuaca sih cerah banget, terik.
Dalam keadaan mendekap tas, kepala tertunduk, mata setengah kebuka dan mulut komat kamit baca doa, pelan-pelan prasaan lega.
"Ah, perjalanan cuman 50 menit, deketlah, semoga aman,"
Namun tiba-tiba
Pesawat goyang-goyang. Ahhhh....
Gw langsung komat-komat lagi, mendekap tas.
Rebong ketawa dan berusaha bikin rileks. Tapi ga mempan.
Pesawatnya makin goyang-goyang nih, padahal masih nukik ke atas. Masuk awan tipis gitu.
Ada kali dua menitan goyang. Dua menit itu lamaaaaaa lho. Lha wong airasia aja, dalam itungan detik celakanya!
Muka gw makin pucet. Untung setelah pada ketinggian maksimal, pesawatnya tenang. Ughh....gw menoleh ke jendela. Kalimantan raya hijau dan luas sekali sodara.
Eh goyang lagi!
Ya allah, ya Allah, padahal cuaca terik banget.
Eh taunya masuk awan segumpal-gumpal gitu.
Kemudian tenang lagi. Dan surpriseeee....pramugarinya ngasi snack!
Tanpa basa basi langsung gw terkam dengan buas. Maklum, manusia kalau lagi stress, larinya ke makanan. Jadi waktu yang tepat di tempat yang tidak tepat. Heheh...
Kenyang. Kemudian pramugarinya jualan. Tau gak. Seumur-umur baru kali gw tertarik belanja di pesawat. Karena jualannya dalam katalog pada lucu-lucu.
Dan depan belakang kursi gw banyak yang jajan juga. Eh kebawa sosana deh gw.
Akhirnya saya beli kaca pembesar multifungsi, yang ada senternya. Buat mamih tercinta utk ngaji atau baca.
Rebong tertarik juga belanja, senter-senteran gitu, cuman akhirnya ga jadi.
Pas asik coba-cobain alat gitu, tiba-tiba Rebong bilang gini:
"Udah di kepulauan seribu nih, udah deket,"
Alhamdulillah kalo emang iya. Trus gw ikutan nengok ke jendela. Iya, banyak pulau berserakan di bawah. Duh leganya. Tapi masih di atas laut. Atut!
Usai jualan yang heboh banget dan laris manis, pramugari geser masuk sangkarnya.
Ga lama kemudian...
"Para tamu kami yang terhormat, beberapa saat lagi kita akan mendarat di bandara internasional soekarno hatta,"
Yihaaaaaaa.......
Senengnya udah 90 persen!
Komat kamit masih tetep dengan muka yang cerah dong. Monas udah keliatan itu!
Daaaan, akhirnya pesawatpun mendarat dengan baik dan selamat.
Ya Allah, terharu to the max. Syukur tak hingga gw.
Sikap berbaik sangka gw ke Allah dikabulkan sebanyak 3 kali beruntun!!!
Sampai di terminal ke datangan, saya langsung nelpon mami. Ngabarin. Dan telpon kakak-kakak.
Duh, napak di Jakarta kembali dengan selamat rasanya luar biasa! Legaaaa.
Sebelum pisah-pisah sama bandi-audrey kompas, kita makan bareng dulu. foto-foto dulu.
Mendarat dengan selamat di Soetta.....
Ga lama kemudian, mereka duluan cabut naik taksi. Gw+rebong dijemput mobil kantor.
Duh, senangnya ketemu jalanan rame kendaraan. Bener-bener gw nikmatin banget jalanan bandara yang basah dan macet sore itu.
sungguh indah ya daratan. Makanya, sejak itu gw berjanji ke diri sendiri untuk menghargai dan menyayangi daratan dengan:
1. Jangan buang sampah sembarangan
2. Jangan pipis sembarangan, kecuali dalam keadaan mepet to the max.
Srius ini gw.
Jalanan macet dan daratan jakarta oh indahnya! Hahahahah, ngaco.
Udah ya, catatan heboh ricki satria 12 hari ngapung di selat karimata ini, plus semalam di kalimantan tengahnya.
Makasi semuanya, sampai ketemu di kisah-kisah norak selanjutnya. Dadaaah...
PS: doa ibu, doa saudara sekandung menjadi andelan gw selama ini bila hendak kemanapun terbang dan ngapain. Dan yang terpenting, berbaik sangkalah ke Allah, anytime. Gw udah membuktikannya. Sekarang giliran anda.
Dan, Hari ke 13, jumat tanggal 13, flight jam 13.00 itu gak membawa kesialan seperti yang dimitoskan. Dua dijit angkat terakhir dari nohape gw aja 13, rejeki ngalir terus kok.
Makasi....yak udah setia nungguin seri demi seri. Love and hug.
--ricki satria---




Komentar
Posting Komentar