IRIKU YANG SELALU DIANGGAP ENTENG ...Pfuih!!
Bagaimanapun juga, suksesi gue dimulai dari seoarang penyiar radio.
Keinginan menjadi seorang penyiar radio TERKENAL bermula ketika gue masih ingusan.
Empat kakak perempuan gue di kala itu punya sebuah radio dual band, artinya
ada gelombang AM dan FM nya yang dipake secara rame-rame.
Radio bermerek Johson warna ijau militer dengan speaker bulat kiri kanan itu
tiap pagi dan jelang magrib selalu menyala. Yang selalu gue ingat ketika itu
adalah saat minggu pagi, ada RRI dengan program SANGGAR CERITA, isinya dongeng2
anak2 aja. Habis itu dilanjutkan dengan program musik lagu2 hits yang gue udah
lupa apa nama programnya. Lagu paling gue inget adalah HETTY KOES ENDANG YANG
LIRIKNYA BEGINI
"Oh berdiri mak bulu romaku, la..la..la...lupa gue apalagi,"
Sorenya, lagu2 dangdut populer selalu kencang kedengaran se antero rumah keluarga
miskin itu. Yang paling gue ingat adalah lagunya HAMDAN ATT, TERMISKIN DI DUNIA,
MEGI Z, GUBUK DERITA DAN TENTU SAJA LAGU QASIDAH TITI SAID-INDUNG INDUNG.
Entah kekuatan mana, lama-lama gue lebih senang dengar penyiarnya ngomong. Saking
polosnya, gue deketin banget kuping gue ke speaker, enak ya suaranya kedengaran.
Dan hal tergila yang pernah gue lakukan adalah, membuka satu per satu baut
di belakang radio, lalu mengintip pelan ke dalamnya, HANYA BUAT NYARI
TAHU DIMANA YA SI PENYIAR ITU NGOMONG, hihihihhhi.....trus gue pasangin lagi.
Begitu selalu rasa penasaran gue terhadap SEORANG PENYIAR RADIO.
Tahun 1995. Radio Arbes AM 738 adalah radio anak muda paling ngehits. Kakak2 gue
selalu dengerin Arbes kadang juga suara subuh dan elkartika, gak pagi siang sore dan malam, termasuk gue. Ketika itu gue baru kelas satu SMP. Waktu itu gue paling seneng dengerin penyiar ARBES
bernama EMY AURORA, VICKA VILOTRA DAN ANWAR. Trus ada juga yang lumayan lucu,
UUNG, DIANA OLGA.........
Saban ada waktu dan tak diliat orang, gue cuap-cuap sendirian di mana aja. Entah itu berangkat sekolah (jalan kaki lewat pematang sawah dan parak2 sunyi sendirian, krn tak ada yang mau berteman dengan gue karena miskin dan doyan nangis). Akhirnya jiwa penyiar gue terbentuk hebat dan kokoh di jiwa gue, dan tak terbendung lagi rasanya buat segera menjadi penyiar. Arbes buka lowongan jadi penyiar ketika gue kelas satu SMP. Syaratnya minimal kulliah. Hati gue tak gentar, karena keseringan baca novelnya Olga Hilman Hariwijaya (sejak kelas 1 SMP), di dalam novel itu Olga diterima jadi penyiar Radio Ga Ga meski masih sekolah.
Kisah Olga inilah yang membuat gue terinspirasi untuk segera jadi penyiar radio. Gue nekad bikin lamaran, ingat banget gue, karena tulisan tangan gue tak bagus, gue minta bantuan sama kakak no empat gue, LIZA GUSMERI pake pena snowman warna hitam. Fotocopyan raport, kartu asuransi jasa raharja SMP gue dan pas poto, itulah yang gue lampirkan. Tek...tek...tek...gue berangkat sendirian bawa lamaran, sepulang sekolah dari SMP 18 ke jalan Ratulangi. Tetap sendirian, karena tak punya teman (selain ga ada yg mau juga), muka gue ketika itu penuh JILEK aRI (SEJENIS PANU YANG MEMUTIH DI WAJAH GUE) DAN KULIT HITAM LEGAM. Tapi gue ga minder samasekali, karena impian terbesar gue kala itu adalah jadi PENYIAR RADIO.
Singkat kata gue ditolak. Karena masih SMP. Ketika ditanya mengenai kemampuan berbahasa Inggris, gue tak bisa menjawab pertanyaan MBA DANING ARBES, apa coba bahasa Inggrisnya penyiar? gue ga tahu samasekali. Begitu sampai di rumah, gue liat kamus 5000 gue, akhirnya sejak itu gue hafal apa bahasa inggrisnya penyiar radio. Si anak buruk rupa yang tak punya teman apalagi sahabat itu mencoba menghibur diri dengan terus mengoceh2 ala penyiar disaat tak ada orang yang melihat dimanapun, kapanpun, meski hati kecilnya sungguh kecewa. Dibawa kembali amplop lamarannya kembali pulang.
Mungkin gue haru ikut arus. Gue harus menyimpan hasrat ini sampai bener2 tamat STM. Sepanjang di STM, kalau ada kesempatan penampilan bakat, kalau tak menulis cerpen, berdebat bisa gue pastikan PENAMPILAN BAKAT GUELAH YANG SELALU DITUNGGU, SANG PENYIAR RADIO.
Tibalah waktunya. Tahun 2000, gue selesaikan STM gue dengan NEM terbaik ke 5 di angkatan gue untuk jurusan gue, MESIN PRODUKSI. Gagal di PMDK Poli Unand, Gue juga ga lulus UMPTN, keluarga dan gue memutuskan untuk nganggur. Kalau luluspun, mungkin orangtua gue sangat kesusahan mencari uangnya. Hufft!!
Selama masa nganggiur ini lamaran demi lamaran gue masukin ke radio. Arbes dan Sipp adalah pilihan utama gue. Gue ga tertaik masuk sushi, karena penyiar sushi zaman itu SUNGGUH GLAMOUR, BAHASA INDONESIANYA JAKARTA ABIS, INGRRISNYA KEREN ABESS, DAN PENAMPILAN MEREKA itu lho....yang ga bisa gue punya, tampilan orang2 berpunya. Niat gue kunci rapat2.
Entah emang imej seorang pengangguran jauh lebih najong ketimbang mahasiswa, setahun nganggur gue tak berhasil menjadi penyiar radio manapun. Gue banting stir jadi pramuniaga di SUZUYA MINANG PLaza.
2001. Saat nama gue tercatat dengan nomor BP 01311035 DI JURUSAN SISTEM INFORMASI UPI YPTK, hasrat jadi penyiarpun kembalil menggelora. Kebetulan kakak gue SURYANI (WARTAWAN PADANG EKSPRES) punya uang, MENYANGGUPI UNTUK MENGULIAHKAN GUE. DIA BELIIN MOTOR BEKAS SHOGUN TAHUN 1997 untuk transportasi. Menjelmalah gue menjadi anak yang terlihat modern untuk zaman itu.
SUATU HARI DI PENGHUJUNG 2001, SEBUAH RADIO DENGAN FREKUENSI 104.4 FM lagi buka lowongan. Tanpa menunggu lagi, hari itu gue langsung menulis dengan tulisan tangan lamaran dan meyiapkan segala persyaratan. Inilah kali pertama gue melamar lagi dengan STATUS MAHASISWA. Gue saat itu cukup optimis dengan status gue ini, berharap bisa jauh lebih baik hasilnya ketimbang tahun sebelumnya. Manusia hidup harus berpandai-pandai. Sadar akan kekurangan gue pada logat yang sangat MINANG, KAMPUNG DAN PINGGIRAN SEKALI, DENGAN SUARA YANG JAUH DARI MICROPHONIS, gue minta tolong dengan Kak suryani tadi buat dibantuin JEBOL DI RADIO YANG AKHIRNYA GUE KETAHUI BERNAMA BOOS FM.
Singkat kata, rekannya kakak gue named bang FIRDAUS (EX PIMRED PADANG EKPRES, KAKAkNYA SURYA ILHAM ( fb nya ada di FB dengan user yang sama) membantu gue memuluskan jalan menuju impian. TEK GUE LULUS, HINGGA TRAINNING. sampai gue bersiaran disini selama 1,5 tahun yang hanya digaji selama dua bulan, itupun beda tahu, alhamdulillah gaji itu berjumlah (kalo ga salah) yang pertama 40 ribuan dan ke dua dua puluh ribuan saja, alangkah senangnya.
HANYA BAKATLAH YANG MEMBUAT GUE BERTAHAN SELAMA ITU, MENJADI PENYIAR RADIO TERKENAL. Dalam masa2 kritis BOOS, gue mendapatkan impian gue NYARIS jadi kenyaaatn. MENJADI PENYIAR SIPP FM, BROTHERHOOD......gue lulus sampai diklat. cuma dua hari, gue mengundurkan karena urusan keluarga. ANGKATAN GUE KETIKA ITU ADALAH ARTAH TOFEE, MARINA CARMEN DAN ULLY LAVENDER BLUSH, DAN SIAPA SANGKA ULLY AKHIRNYA BERSIARAN DI SUSHI HINGGA AKHIR KARIR RADIO DI PADANGNYA....
Tahun 2003 akhir, SEORANG SAHABAT BAIK (BAIIIIK BANGET KE GUE) named KHAIRIL ANWAR TANJUNG (ada fb nya di fb gue) lah yang mengajak gue terdampar di SUSHI FM...dari yang semula tak pedean, BODOH, KAMPUNG, STUPID (ril....gue menitikan air mata ketika mengetik kata2 ini...) akhirnya gue menemukan tempat dimana ketidakpedean gue berubah menjadi over (kata semua andhiko senior dan seangkatan dan di bawah angkatan) dan OVER ITULAH YANG MENJADI CIRI KHAS GUE, KEBODOHAN GUE YANG TETAP GUE PIARA, KE KAMPUNGAN GUE YANG SELALU GUE BANGGAKAN PAS SIARAN DAN KE STUPIDAN GUE YANG TAK PERNAH GUE TANGGALKAN, hingga menutup karir sebagai ORANG SUSHI FM 15 AGUSTUS 2009......
TAK Perlu ditanya seberapa banyak prestasi kognitif gue, TAK ADA. YANG ADA ADALAH, GUE TAK PERNAH BEKERJA UNTUK BOS GUE, MULAI BANG WIN, PAK DEDET, BANG TAMPAN, FALDI, ELLA SEKALIPUN, tak pernah terniat sedikitpun gue mendengarkan arahan dia (soryy...akhirnya kemunafikan gue terungkap sudah hahahahahhahahaha...idup ela, faldi!!!)
GUE BERSIARAN MENURUTI KEMAUAN PENDENGAR GUE.....!!!! HANYA KATA ITU YANG GUE PATRI DALAM HATI GUE, OMONGAN BOS GUE HANYALAH GUE ANGGAP RAMBU2 Biar ga didepak aja, hahahahahhha....perlu tuch.
SEPERTI YANG PERNAH KAMU DENGAR, gue bersiaran dengan amat suka cita. kadang jadi diri sendiri kadang jadi orang lain (THANN BUAT PAK DEDET YANG SEDARI AWAL MEMBIARKAN GUE BERSIARAN DENGAN KARAKTER GUE YANG APA ADANYA, GA DIBERAT2IN, GA DI MACHO2IN, GAK DI JAKARTA2IN, APA ADANYA, KADANG BAHASA KALUMBUAK GUE SERING TERLONTAR KALA SIARAN, YANG AKHIRNYA MENJADI CIRI KHAS GUE....

Menjadi penyiar radio ??...
BalasHapusHaha ...teringat di tahun 1995 dulu, pernah coba melamar radio Sushi FM 101,6 FM Komplek Gor H.Agus Salim.
Saat itu berawal dari suka dengar penyiar radio...rasanya enak jadi penyiar radio sambil kuliah di Univ top di Padang saat itu. Proses wawancara pada saat dengan Roni Sikumbang (kemana ya senior itu sekarang) dan Harismen (ketemu lagi di Jkt, saat ini jadi presenter TVRI). Dan..sudah ditebak. Gagal. Tapi saat itu mendapat pengalaman berharga, proses wawancara. Kelak itu jadi modal wawancara di karir selanjutnya. Oya...Saat itu ada penyiar Arin...suaranya merdu dan energik.
Tahun 1996, Arbes Am 738 jl Ratulangi Padang buka lowongan penyiar. Dan diterima ...haha..trus ikut proses training bersama penyiar senior Uni Emi kalo ga salah. Saat itu lulus bersana Fafa yg kelak jadi penyiar TVRI Padang. Tapi karena jadwal kuliah padat, jadi penyiar ditinggalkan.
Saat undur pamit, sempat ditanya kenapa saya terpilih jadi calon penyiar di Arbes. Jawaban sungguh bikin kaget...karena bersuara bariton dan ngebass...haha...
Tapi pengalaman wawancara diatas jadi batu loncatan di karir di Jkt hingga menjadi Branch Manager salah satu Bank di Jakarta.
Saat pamit, mantan penyiar